Rabu, 29 November 2017

Mengapa Gaya Hidup Generasi Milenial Dipertanyakan?

Generasi Milenial Dipertanyakan, Mengapa?
Generasi Milenial Dipertanyakan, Mengapa?

Ngomongin Cewek - Sebuah riset dari Popular Magazine dan Male Indonesia, belum lama ini dirilis mengenai ketidakmampuan generasi millenial membeli rumah, menjadi keprihatinan tersendiri. Bukan apa-apa, hal tersebtu akan berdampak pada makin tingginya backlog perumahan.

Pengamat industri properti, Alvin Andronicus mengajak kalangan pelaku industri properti di Indonesia untuk lebih aktif mengedukasi pasar properti bagi generasi milenial atau generasi berusia antara 27 hingga 37 tahun. Generas ini merupakan pangsa terbesar dari angkatan kerja di Indonesia, yang diperkirakan jumlahnya lebih dari 22,5 juta orang.

“Saat ini banyak Generasi Milenial yang tidak lagi menempatkan kebutuhan properti sebagai bagian dari kebutuhan pokok. Kalau habis gajian, yang dipikirkan mereka traveling, beli gadget, atau ikut tren baru. Ini berbeda dengan generasi saya dulu. Waktu saya mulai bekerja, tahun 1985, gaji pertama langsung saya tabung. Dan pada tahun kedua bekerja, tabungan sudah cukup buat membayar uang muka kredit rumah karena takut kelak tidak punya rumah,”

Menurut staf pengajar Panangian School of Property ini, jika tidak ada perhatian dan edukasi maka generasi milenial di Indonesia terancam tidak mempunyai rumah.

“Saat ini, banyak yang sudah cukup puas dengan menanti rumah warisan dari orang tua atau mertua. Mereka pembelanja yang baik (good spender) tapi konsumtif dan kurang kesadaran investasi,” ujar Alvin yang juga Assistant Vice President Marketing Podomoro Golf View (PGV) Cimanggis, Depok. Kawasan ini merupakan salah satu proyek milik Agung Podomoro Land Tbk (APLN).

Baca Juga : Trik Cepat Menjadi Cewek Sukses

Keprihatinan Alvin cukup beralasan, karena hingga pejabat tinggi seperti Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan, Darmin Nasution, juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan kepemilikan rumah Generasi Milenial atau disebut juga Generasi Y, Gen-Y.

Menurut Alvin, perusahaan pengembang, bank-bank, dan agensi properti, perlu memikirkan bagaimana menciptakan gimmick baru yang bisa merangsang Generasi Milenial agar mempunyai kesadaran membeli properti.

“Persoalannya bukan semata pada besarnya gaji yang mereka terima, tetapi juga bagaimana mereka bisa mengatur keuangan, dan menempatkan kebutuhan investasi hunian sebagai bagian dari prioritas,” ujar Alvin.

Dicontohkan, dari sekitar 3.500 unit apartemen Podomoro Golf View (PGV) yang sudah dibeli dari 4.000 unit yang ditawarkan, sebanyak 20 persen merupakan pembeli dari Gen-Y, sedang sisanya dari Gen-X (usia 37 tahun ke atas). Alvin berharap komposisi itu bisa berubah lebih seimbang hingga 60 persen pembeli Gen-Y dan 40 persen Gen-X.

Apartemen yang berlokasi di Cimanggis, perbatasan Depok-Bogor-Jakarta tersebut memang memberikan fasilitas melimpah untuk generasi millenial.

Mulai dari stasiun LRT sendiri, area olahraga bike trail hingga kawasan kuliner ala Clarke Quay di Singapura. Bagi generasi millenial, hunian merupakan bagian dari pemenuhan gaya hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar